Laa haula walaa quwwata
Kegiatan Pelatihan
Dasar (Latsar) CPNS ini saya laksanakan pada tanggal 1 Agustus – 24 September 2019
di Pusdik Brimob Bumi Kandung Watu Kosek, Pasuruan. Kegiatan terbagi menjadi
dua tahap yaitu klasikal ( dilaksanakan di watukosek ) dan non klasikal yang
dilaksanakan di tempat kerja. Tujuan dari pelaksanaan Latsar ini adalah sebagai
salah satu persyaratan pengangkatan dari CPNS menjadi PNS.
Penyelenggara kegiatan
Latsar ini adalah Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Timur.
Latar belakang dilaksanakannya Latsar ini adalah menyiapkan para PNS untuk
memiliki kemampuan mewujudkan visi Negara Indonesia sebagaimana yang terkandung
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. Menyiapkan PNS
yang profesional yang memiliki kompetensi dalam merumuskan kebijakan hingga
implementasinya secara efektif dan efisien.
Juga sejalan dengan
ditetapkannya UU Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UU ASN) dan
merujuk pada ketentuan pasal 63 ayat 3 dan ayat 4 UU ASN, maka CPNS wajib
menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung
jawab, memperkuat profesionalisme serta kompetensi bidang.
Pelaksanaan
pembelajaran dalam Latsar CPNS ini menggunakan pendekatan andragogi. Pendekatan
andragogy adalah sebuah penerapan pendekatan dimana para peserta diberlakukan
sebagai seorang dewasa, bukan anak-anak. Sehingga tidak ada yang namanya
dibentak atau di marahi. Peserta Latsar harus terlibat aktif dalam proses
belajar mengajar melalui komunikasi dua arah. Antar peserta dan pemateri saling
berdiskusi dan bertukar pikiran serta pengalaman dan menunjukkan kemampuan
dalam menganalisis masalah.
Berbagai pengalaman
yang diterima peserta adalah sumber kekayaan potensi positif dalam proses
belajar mengajar yang berorientasi pada masalah actual yang dihadapi
sehari-hari, baik selaku staf maupun pimpinan dalam suatu organisasi dalam
menemukan pemecahan masalah.
Berdasarkan pendekatan
tersebut, metode yang digunakan dalam proses pelaksanaan Latsar yang saya
lakukan di tahun 2019 adalah :
1. Ceramah
yang dikombinasi dengan diskusi dan Tanya jawab.
2. Studi
kasus.
Dalam hal ini, peserta dihadapkan
pada permasalahan/kondisi nyata yang pernah terjadi, kemudian dicari factor penyebab
terjadinya kasus dan cara memecahkan sebaik dan sebijak mungkin. Dari kegiatan
ini, para peserta diharapkan dapat mengembangkan keterampilan dan kecakapan
menggunakan konsep dan referensi yang telah dipelajari
3. Diskusi
Kegiatan diskusi dilakukan dalam
kelompok kecil yang terdiri dari 5-7 orang. Sasaran yang diharapkan yaitu untuk
mengembangkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan menganalisis masalah,
bertukar informasi serta memperkaya gagasan.
4. Simulasi
/ role playing
Metode ini dilakukan dengan
memainkan peran di situasi tertentu.
Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III ini bertujuan mencetak pegawai negeri sipil yang dapat melayani
masyarakat dengan professional dengan indicator pencapaian antara lain mampu
menunjukkan sikap perilaku bela Negara, mampu mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS ( akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, anti
korupsi )dalam pelaksanaan tugas jabatannya, dan menunjukkan penguasaan
kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.
Diantara materi Latsar
yang diberikan, berikut saya uraikan nilai-nilai dasar PNS dalam materi
kurikulum pembentukan karakter yang diakronimkan dengan ANEKA, yaitu :
1. Akuntabilitas
2. Nasionalisme
3. Etika
Publik
4. Komitmen
Mutu
5. Anti
Korupsi
Aktualisasi
dan Habituasi
Setelah mempelajari
kelima nilai-nilai dasar PNS, maka peserta CPNS wajib menerapkan di tempat
kerjanya. Tahap ini dikenal dengan aktualisasi. Melalui proses pembelajaran
aktualisasi ini, seluruh atau beberapa nilai dasar akan melandasi pelaksanaan
setiap kegiatan peserta diklat pelatihan dasar. Setiap peserta harus menemukan
dan mengungkapkan makna dibalik penerapan nilai-nilai dasar tersebut pada
pelaksanaan setiap kegiatan yang telah
dirancang oleh peserta Latsar di tempat tugas.
Enam rangkaian kegiatan
pembelajaran aktualisasi dalam mewujudkan kelima nilai dasar profesi PNS yaitu
: (1) merancang aktulaisasi nilai dasar profesi PNS; (2) mempresentasikan
rancangan aktualisasi; (3) mengaktualisasikan nilai dasar di tempat tugas atau
tempat magang; (4) melaporkan pelaksanaan aktualisasi nilai dasar; (5)
mempresentasikan laporan aktualisasi; dan (6) menyusun rencana aksi
penyempurnaan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS.
Kegiatan aktualisasi
yang saya lakukan adalah tentang Peningkatan Karakter Religius Siswa Kelas 5
Melalui Metode Pembiasaan Di SDN Randupadangan Menganti. SDN Randupadangan yang
saat ini telah berganti nama menadi UPT SD Negeri 236 Gresik adalah tempat yang
saya pilih dalam formasi CPNS jabatan fungsional guru kelas.
Judul tersebut saya
ambil karena saya ingin sekali menanamkan karakter religius kepada anak-anak
sejak dini. Karena bagaimanapun juga, karakter baik yang tertanam kepada
anak-anak ibarat kita melukis diatas batu. Kegiatan peningkatan karakter
tersebut saya terapkan melalui metode pembiasaan. Mengapa pembiasaan ? karena
pelaksanaan aktualisasi diberikan waktu selama 1 bulan, dan menurut peneliti psikologi kesehatan di University College
London, Phillippa Lally, Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan
dalam , butuh waktu antara 18 hari hingga
254 hari bagi orang untuk membentuk kebiasaan baru. Artinya batas
minimal pembiasaan untuk menumbuhkan karakter sudah saya penuhi.
Saya tidak
berhenti di kegiatan aktualisasi saja dalam upaya saya melakukan kegiatan ini,
namun Alhamdulillah saya masih meneruskan pembiasaan tersebut hingga sebelum pandemi
yang mengharuskan sekolah dari rumah.
Kegiatan
religius yang saya terapkan berupa pelaksanaan sholat duhur berjamaah, membaca
surat pendek sebelum pelajaran dimulai, membaca asmaul khusnah setelah membaca
surat pendek, dan target setoran hafalan surat pendek.
Kegiatan
sederhana tersebut saya adopsi dari pembiasaan di sekolah saya sebelumnya,
tepatnya di madrasah. Harapan saya menerapkan pembiasaan tersebut agar tertanam
nilai-nilai moral dalam diri anak-anak sejak dini. Nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya ini kemudian akan
termanifestasikan dalam kehidupannya semenjak ia mulai melangkah ke usia remaja
dan dewasa.
Pembiasaan religius
akan memasukkan unsur-unsur positif pada pertumbuhan anak. Semakin banyak pengalaman agama yang didapat anak melalui
pembiasaan, maka semakin banyak unsur agama dalam pribadinya dan semakin
mudahlah ia memahami ajaran agama.
Dengan tertanamnya
landasan agama pada anak sejak dini, maka diharapkan anak memiliki pondasi kuat
tentang akhlak yang nantinya dapat digunakan sebagai benteng diri dalam
berkehidupan di lingkungan yang lebih luas. Diharapkan anak dapat membedakan
perbuatan yang baik dan perbuatan yang tidak baik. Sehingga nantinya dapat
mengubah perilaku anak menjadi lebih baik juga.
Disamping itu, dengan
pondasi keagamaan yang kuat sejak dini, diharap dapat juga menumbuhkan perilaku
jujur, karena dalam diri anak sudah tertanam bahwa Allah Maha Melihat. Tertanam
perilaku disiplin, karena dengan pembiasaan mengaji, berdoa, dan kegiatan
pembiasaan lain yang dilakukan
berulang-ulang dan tepat waktu akan membuat anak terbiasa disiplin dalam
menjalankan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
Banyak manfaat yang
saya dapatkan dari kegiatan Latsar ini. Rumor yang selama ini saya dengar jika
Latsar ( Prajab ) penuh dengan kekerasan dan kesengsaraan adalah tidak benar.
Kegiatan Latsar
benar-benar membantu kita mengetahui pengetahuan baru mengenai nilai-nilai
penting yang harus dimiliki seorang PNS sebagai bekal selama waktu tugasnya. Jika
komitmen menerapkan nilai-nilai dasar tersebut tertanam pada setiap PNS, maka
insyaallah akan terwujud para aparatur sipil Negara yang kompeten, berdedikasi,
mempunyai loyalitas tanpa batas, pengayom masyarakat, serta yang utama akan
menghindari korupsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar